KEARIFAN LOKAL DARI

Aceh Tengah

.....................
Motif kerawang gayo di Aceh Tengah

Kerawang Gayo adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang mempesona dengan keindahan dan tingkat kerumitan yang tinggi dalam proses pembuatannya. Salah satu hal yang membuat kerajinan ini begitu istimewa adalah bahwa ia dibuat tanpa pola terlebih dahulu, melainkan bordiran langsung pada kain. Selain sebagai seni dekoratif, Kerawang Gayo juga memiliki makna filosofis yang dalam yang mencerminkan unsur agama, hukum, dan kehidupan masyarakat.
Motif dan Ragam Hias pada Kerawang Gayo di Aceh Tengah:

Puter Tali

“puter tali” memiliki makna simbolis yang melambangkan kesatuan, persatuan, dan prinsip-prinsip moral. Tali dalam konteks ini mewakili kesatuan dan persatuan dalam masyarakat, sementara setiap tindakan yang dimulai dengan awal dan diakhiri dengan akhir menggambarkan konsep berkomitmen dalam menjalani suatu perbuatan. Selain itu, tali yang terbentuk dari jalinan bahan yang berbeda mencerminkan nilai tolong-menolong antara sesama, kekokohan, serta keberagaman yang menjadi kekuatan masyarakat. Selanjutnya, tali yang berbentuk dasar memanjang dan lurus menggambarkan pentingnya integritas, kejujuran, kebenaran, dan ikhlas dalam berbagai aspek kehidupan. Kesemuanya ini adalah ajaran moral dan sosial yang diungkapkan melalui metafora “puter tali” dalam budaya Gayo.

Tapak Seleman

Motif tapak seleman dalam masyarakat Gayo mengandung makna yang dalam, terinspirasi oleh keagungan dan mukjizat Nabi Sulaiman dalam Islam. Nabi Sulaiman diyakini memiliki kemampuan untuk berbicara dengan segala makhluk dan mendengar bisikan dari jarak jauh maupun dekat. Oleh karena itu, motif tapak seleman digunakan sebagai simbol alam gaib, kemegahan, kekuasaan, keadilan, dan pengayoman.

Tekukur

Motif tekukur adalah lambang penting dalam budaya yang menggunakannya, yang mengandung pesan penting tentang pengambilan keputusan dan tindakan bijaksana. Maknanya adalah:
⦁ Motif ini merupakan simbol untuk mengambil keputusan dengan bijaksana. Pesan ini tercermin dalam pepatah yang menyatakan bahwa sebelum bertindak, seseorang harus mempertimbangkan dengan hati-hati, seperti tekukur yang memikirkan baik dan buruk sebelum melakukan sesuatu.
⦁ Pesan ini menggarisbawahi pentingnya refleksi dan pertimbangan yang matang sebelum mengambil tindakan. Hal ini mengajarkan prinsip bijak dan pertimbangan yang harus diikuti dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, motif tekukur adalah simbol yang mengingatkan masyarakat untuk berpikir sebelum bertindak dan membuat keputusan yang bijaksana dengan mempertimbangkan baik dan buruknya konsekuensi.

Pucuk Ni Tuis / Pucuk Rebung

Motif pucuk ni tuis atau pucuk rebung dalam budaya masyarakat Gayo memiliki nilai-nilai filosofis yang mendalam. Motif ini, yang menyerupai piramida atau segitiga, menggambarkan pesan-pesan penting, yaitu :
⦁ Motif ini mewakili harapan agar masyarakat Gayo harus teguh berpendirian, kuat beriman, bertaqwa, rendah hati, dan berakhlak baik. Ini menekankan pentingnya etika, moral, dan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.
⦁ Analogi dengan rebung yang terus tumbuh dan berganti dengan cikal rebung yang baru menggambarkan keyakinan bahwa dalam kehidupan masyarakat Gayo, akan selalu muncul generasi muda yang beriman, bertaqwa, berakhlak baik, dan bermanfaat bagi masyarakat. Ini menggambarkan siklus positif pembaharuan dalam budaya dan kehidupan sosial mereka.
Dengan demikian, motif pucuk ni tuis atau pucuk rebung adalah lambang yang mempromosikan nilai-nilai spiritual, moral, dan peremajaan dalam masyarakat Gayo, serta menekankan pentingnya menjalani kehidupan dengan prinsip-prinsip ini.

Emun Beriring

Motif emun beriring (awan berbaris) adalah simbol yang terinspirasi oleh gulungan awan yang berbaris. Dalam budaya yang menggunakannya, makna dari motif ini adalah:
⦁ Menjaga persatuan dan kekompakan dalam kehidupan bermasyarakat. Awan yang berbaris mencerminkan kesatuan dan harmoni, sehingga pesan ini mengajarkan pentingnya bekerja bersama dan menjaga persatuan dalam masyarakat.
⦁ Menggarisbawahi kesetaraan dalam masyarakat, tanpa membedakan antara yang lebih tinggi atau lebih rendah. Pesan ini mencerminkan nilai-nilai kesetaraan, saling menghormati, dan saling menghargai antara anggota masyarakat. Semua orang dianggap sejajar dalam kedudukan dan hak-hak mereka.
Dengan demikian, motif emun beriring adalah representasi penting dari kesatuan, kesetaraan, dan saling menghargai dalam budaya yang menggunakannya. Pesan ini mendukung nilai-nilai kerjasama dan harmoni dalam masyarakat.

Emon Berkune

Emun berkune dalam budaya masyarakat Gayo memiliki makna dan filosofi yang dalam. Meskipun kata “emun berkune” tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa Indonesia, filosofi yang terkandung dalam konsep ini adalah:
⦁ “Mukune emunno engon emun temus ku langit” adalah pertanyaan yang mencerminkan rasa ingin tahu mengapa kita melihat awan tembus ke langit. Hal ini menunjukkan semangat untuk mencari kebenaran dan memahami fenomena alam.
⦁ “Bulet lagu umut, tirus lagu gelas” menggambarkan demokrasi dalam mencari kebenaran dan pengambilan keputusan. Ini berarti bahwa berbagai pandangan dan pendapat yang berbeda harus dihormati dan dipertimbangkan sebelum keputusan diambil, dan keputusan tersebut harus dilaksanakan dengan rasa tanggung jawab.
Maknanya adalah dalam menyelesaikan masalah harus memiliki kesepakatan yang sama, menghasilkan suatu keputusan bersama yang bulat.

Emun Berangkat

Motif emun berangkat (awan berarak) adalah motif yang bersumber dari bentuk gerakan awan yang berarak ditiup angin. Filosofi emun berangkat tertuang dalam peri mestike (falsafah/pepatah Gayo) yang artinya pergi satu iringan, tinggal satu kumpulan. Makna filosofinya adalah kesetiaan, kekompakan dan kesatuan. Pesan ajaran dapat diambil dari motif emun berangkat adalah gambaran kehidupan masyarakat yang kompak, saling menjaga persatuan dan kesatuan.

Mata Ni Lo

Motif “mata ni lo” adalah simbol sumber kehidupan bagi semua makhluk. Dalam budaya Peri Mestike Gayo, dikatakan bahwa matahari memberikan penerangan kepada seluruh dunia dan alam semesta, dan manusia seharusnya bersyukur atas nikmat tersebut serta bersabar dalam menghadapi cobaan dalam kehidupan.

© 2023 · Kerawang Gayo

wpChatIcon