KEARIFAN LOKAL DARI

Gayo Lues

.....................
Motif Kerawang Gayo di Gayo Lues

Motif- motif Kerawang Gayo yang berkembang di Gayo Lues diantaranya Mun berangkat, Puter Tali, Rempelis, Sede Rino, Pucuk Rebung/Pucuk Ni Tuis, Kedeng Itik, Mata Ni Lo, Tumpang Paleng, Bunge Ni Kipas/Bunge Kipes. Masing- Masing Motif diatas memiliki makna tertentu yang menggambarkan tatanan hidup suku Gayo.

Mun Berangkat

“Mun berangkat” dalam konteks masyarakat Gayo Lues memiliki makna penting yang berkaitan dengan cita-cita dan tata cara dalam kehidupan bermasyarakat. “Mun berangkat” dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai “ketika pergi” atau “saat memulai perjalanan.”
Makna yang terkandung dalam frase ini adalah bahwa masyarakat Gayo Lues memiliki aspirasi atau cita-cita tertentu dalam kehidupan mereka, dan mereka memiliki tata cara atau rencana yang ditetapkan untuk mencapai tujuan tersebut. Ini menunjukkan komitmen mereka dalam menjalani kehidupan sosial yang diatur oleh nilai-nilai, norma, dan tujuan bersama yang mereka anut. Dengan kata lain, “Mun berangkat” mencerminkan kesadaran akan pentingnya memiliki tujuan dan prinsip dalam hidup bermasyarakat serta kesiapan untuk mengikuti rencana dan tata cara yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut.

Puter Tali

Motif Puter Tali adalah pola yang terdiri dari garis-garis melengkung yang saling mengait dan membentuk pola berulang. Makna dari motif ini adalah sebagai lambang persatuan dan kesatuan.
Garis-garis yang saling mengait dan membentuk pola berulang dalam motif Puter Tali mencerminkan hubungan erat antara satu elemen dengan elemen lainnya. Ini dapat diartikan sebagai simbol persatuan, di mana banyak elemen yang berbeda atau individu memiliki hubungan yang harmonis dan erat satu sama lain. Melalui motif ini, pesan tentang pentingnya bekerjasama, solidaritas, dan kesatuan dalam masyarakat atau kelompok sosial ditegaskan.

Rempelis

Motif Rempelis atau Jahit Selalu adalah pola yang terdiri dari garis lurus dengan dua warna, yaitu kuning dan merah. Motif ini umumnya digunakan sebagai pembatas atau penanda antara berbagai motif lainnya dalam kain tenun tradisional. Makna dari motif ini adalah sebagai rambu-rambu dalam hukum adat dan syariat, serta sebagai simbol kejujuran dan ketulusan hati.
Motif Rempelis atau Jahit Selalu adalah bagian penting dari kain tenun tradisional yang memuat pesan-pesan penting tentang etika, norma sosial, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat yang menggunakan kain tersebut.

Sede Rino

Motif Sede Rino, yang terdiri dari titik-titik atau lingkaran kecil berwarna putih yang berderet dan membentuk pola yang memanjang pada dasar kain berwarna merah, memiliki makna yang dalam. Motif ini menggambarkan kemampuan atau sikap untuk menerima budaya atau pengaruh dari luar tanpa merusak atau menghilangkan budaya asli atau tradisional sendiri.
Warna merah pada dasar kain mungkin menggambarkan budaya atau identitas asli yang kuat. Sementara itu, titik-titik putih yang mewakili elemen-elemen asing atau pengaruh luar menunjukkan bahwa masyarakat atau individu yang mengenakan atau menggunakan kain ini memiliki kesadaran untuk menerima budaya atau gagasan baru tanpa mengorbankan atau menggantikan budaya mereka sendiri.
Jadi, makna dari motif Sede Rino adalah tentang kesediaan untuk berinteraksi dengan budaya dan pemikiran dari luar tanpa kehilangan jati diri atau budaya asli. Ini mencerminkan kemampuan untuk mencapai keseimbangan antara menerima pengaruh dari luar dan menjaga keaslian dan identitas budaya sendiri.

Pucuk Rebung / Pucuk Ni Tuis

Motif Pucuk Rebung adalah gambar yang menyerupai tunas tanaman, dengan satu garis lurus di bagian tengah yang diapit oleh garis-garis lengkung sejajar di kedua sisi. Makna dari motif ini adalah sebagai simbol keadilan dan perlindungan bagi seluruh lapisan masyarakat. Garis tengah yang diapit oleh garis lengkung mencerminkan keselarasan dan kesatuan dalam konteks keadilan, yang berarti bahwa keadilan harus diterapkan secara merata dan adil kepada semua, tanpa memandang perbedaan lapisan masyarakat. Simbol ini menunjukkan komitmen untuk melindungi dan memastikan bahwa hak dan keadilan diberikan kepada semua individu tanpa diskriminasi.

Kedeng Itik

Motif Kedeng Itik adalah motif yang khas dan berbeda antara Gayo Tengah dan Gayo Lues dalam kerajinan Kerawang Gayo. Pada Gayo Tengah, motif ini telah dihilangkan karena dianggap kurang penting dalam arti filosofis. Di sisi lain, di Gayo Lues, motif Kedeng Itik masih tetap digunakan hingga sekarang.
Motif Kedeng Itik biasanya menggunakan benang berwarna kuning emas dan memiliki bentuk jahitan yang menyerupai kaki itik. Motif ini melambangkan kehidupan masyarakat Gayo Lues yang tidak hanya bertani tetapi juga mayoritas sebagai peternak hewan. Motif ini menjadi representasi unik dari budaya dan aktivitas sehari-hari masyarakat Gayo Lues, dan Anda hanya akan menemukan motif ini pada Kerawang Gayo dari Gayo Lues.

Mata Ni Lo

Motif “mata ni lo” adalah simbol sumber kehidupan bagi semua makhluk. Dalam budaya Peri Mestike Gayo, dikatakan bahwa matahari memberikan penerangan kepada seluruh dunia dan alam semesta, dan manusia seharusnya bersyukur atas nikmat tersebut serta bersabar dalam menghadapi cobaan dalam kehidupan.

Tumpang Paling

Motif Tumpang Paling, yang terdiri dari segitiga-segitiga yang tumpang tindih dengan warna kuning di atas dan warna merah di bawah, memiliki makna sebagai simbol persatuan dan saling membantu.
Warna kuning dan merah dalam motif ini mungkin memiliki makna tertentu dalam budaya atau masyarakat yang menggunakannya. Kuning sering kali dihubungkan dengan keceriaan, kebijaksanaan, atau kehangatan, sementara merah dapat mencerminkan semangat, keberanian, atau energi.
Pola segitiga yang tumpang tindih bisa melambangkan berbagai elemen atau individu yang berbeda yang datang bersama untuk menciptakan satu kesatuan yang kuat. Warna kuning di atas mungkin melambangkan elemen yang lebih ceria atau bijaksana, sementara warna merah di bawah bisa mewakili elemen yang lebih bersemangat atau energik.
Makna dari motif Tumpang Paling adalah pentingnya persatuan dan kerjasama di antara berbagai elemen atau individu yang berbeda. Dalam konteks ini, warna dan bentuk motif ini mencerminkan keseimbangan yang diperlukan dalam hubungan sosial dan kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.

Bunge Ni kipas/Bunge Kipes

Motif Bunge Kipes adalah gambar setengah lingkaran yang diisi dengan warna-warna tertentu dalam urutan tertentu. Motif ini memiliki makna sebagai representasi hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan (Hablumminallah), manusia dengan sesama manusia (Hablumminannas), dan manusia dengan lingkungan.

© 2023 · Kerawang Gayo

wpChatIcon